Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAJIAN ISLAM AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH (KISWAH)

Kajian I: Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Dihimpun oleh:
Ali Mahfudz, S.Th.I., M.S.I. (Ketua Tanfidz MWC NU Kec Pamarican Ciamis)

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan!


Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari menegaskan dalam kitab Risalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa dalam bidang Akidah, NU mengikuti madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi. Dalam bidang Fikih mengikuti salah satu dari madzhab empat (al-madzahib al-arba’ah) yakni madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab al-Ghazali dan Abu al-Hasan al-Syadzili yang telah digariskan oleh Syaikh al-Thaifah al-Shufiyyah wa Sayyiduha, al-Imam Abu al-Qasim al-Junaid al-Baghdadi.

Sejak awal berdirinya Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyyah sekaligus gerakan diniyah Islamiyah dan ijtima’iyah telah menjadikan faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai basis ideologi dengan menganut pola keagamaan bermadzhab.
Prof Dr. KH. Said Aqil Siradj menyampaikan bahwa sebagai sebuah nama, Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidaklah muncul pada masa Rasulullah SAW. Pada masa Rasulullah SAW, seseorang yang memeluk Islam cukup disebut dengan sebutan Muslim atau Mukmin. Namun setelah lahirnya beragam aliran sempalan dalam Islam seperti Khawarij, Syiah, Qadariyah, Jabbariyah dan lain-lain, maka generasi yunior sahabat Nabi SAW seperti Abdullah bin ‘Abbas, Abdullah bin ‘Umar dan Abu Sa’id al-Khudri – radhiyallahu ‘anhum– memberikan nama kelompok mayoritas kaum muslimin yang masih konsisten dengan ajaran dan pemikiran awal Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan dipraktikkan oleh para sahabat al-sabiqun al-awwalun min al-muhajirin wa al-anshar dengan nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Syaikh Abdullah al-Harari dalam kitabnya Izhhar al-‘Aqidah al-Sunniyyah bi al-Syarh al-‘Aqidah al-Thahawiyyah menyebutkan:
ليعلم أن أهل السنة هم جمهور الأمة المحمدية وهم الصحابة ومن تبعهم في المعتقد أي أصول … والجماعة هم السواد الأعظم
“Hendaklah diketahui bahwa Ahlus Sunnah adalah mayoritas umat Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah para Sahabat dan golongan yang mengikuti mereka dalam prinsip akidah… sedangkan al-Jama’ah adalah mayoritas terbesar kaum Muslimin.”

Nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah menjadi pembatas pembeda antara mayoritas umat Islam dengan kelompok-kelompok minoritas umat Islam yang membawa nama-nama tertentu sesuai dengan ajaran yang mereka kembangkan. Oleh karena itu, dalam rentang sejarah perjalanan panjang umat Islam, tidak semua aliran keislaman yang ada menyebut dirinya sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Misalnya aliran Mu’tazilah menamakan dirinya Ahlul ‘Adli wal Tauhid (pengusung keadilan dan monoteisme), aliran Khawarij menamakan dirinya al-Syurat (aliran yang menjual dirinya kepada Allah SWT), dan para pengikut setia Ali bin Abu Thalib dengan nama Syi’ah. Nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah pasca abad ketiga Hijriah, diklaim oleh dua aliran yang mengikuti pola keagamaan bermadzhab yaitu pertama, kelompok mayoritas kaum Muslimin yang mengikuti madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi dan kedua, kelompok minoritas yang mengikuti paradigma pemikiran Syaikh Ibnu Taimiyah al-Hanbali, yang lebih dikenal dengan ghulat al-Hanabilah (ekstrimitas penganut madzhab Hanbali), untuk membedakan dengan fudhala’ al-Hanabilah (arus utama penganut madzhab Hanbali) yang berafiliasi dalam madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi. Pada era belakangan, kelompok ghulat al-Hanabilah dikenal dengan aliran Wahhabi dan Salafi yang cenderung mengikuti paradigma pemikiran tekstualis, statis, dan verbalistik.

Lalu dari kedua kelompok ini, siapakah yang paling pantas menjadi bagian dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah? Kita akan bahas pada KISWAH berikutnya.

Rujukan: Dari berbagai sumber

Posting Komentar untuk "KAJIAN ISLAM AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH (KISWAH)"